I. Pengertian Individu,
Keluarga dan Masyarakat
1)
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak
dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti
manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di
dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga,
rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat
membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat
yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap
objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut
dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia
untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri
tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca
indera.
4. Rukun atau
pergaulan hidup, merupakan bentuk
sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
2) Pengertian
Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Menurut Sigmund Freud keluarga itu
terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Lain halnya Adler
berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pda hasrat atau
nafsu berkuasa.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga
sosial sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai
tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itub untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
3) Pengertian
Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu
satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya
adalah society ,
sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi,
kata Arab masyarakat berarti saling
bergaulyang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat
(1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu
membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu
kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt,
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi
dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
II. Fungsi Keluarga Dalam Masyarakat
Keluarga merupakan suatu wadah dimana orang-orang berkumpul
dan membentuk suatu kesatuan , keluarga sebagai tempat orang-orang bisa
bercerita, bercanda, dan melakukan aksi-aksi sosial lainnya. Biasanya kita
mengenal keluarga sebagai saudara yang terikat secara lahiriah dan batiniah,
seperti contoh : ayah, ibu, dan anak. Mereka disebut keluarga terikat secara
lahiriah dan batiniah. Akan tetapi, dalam suatu masyarakat, keluarga memiliki
peranan penting, mereka berkumpul dan membentuk suatu kelompok/komunitas yang
akhirnya mereka anggap sebagai keluarga.
Keluarga juga merupakan suatu komunitas kecil sebelum menjadi masyarakat.
Mereka dapat berkembang atau menghasilkan keturunan secara terus-menerus
sehingga membentuk keluarga besar. Di Indonesia dikenal dengan penduduk yang
ramah tamah dan memiliki sikap kekeluargaan yang kuat, gotong royong serta
kepedulian terhadap sesama bangsa Indonesiadari Sabang sampai Merauke, dalam
arti khusus keluarga dapat diartikan untuk membantu satu sama lainnya, tidak
memiliki sikap ego, pelit, dan sombong, berarti keluarga bukan hanya diartikan
sebagai satu perkumpulan kecil anggota masyarakat tetapi dapat diartikan
sebagai sikap toleransi dan menjunjung tinggi kebersamaan yang kuat.
- Peranan keluarga dalam masyarakat
Indonesia.
Dalam suatu wadah kecil dimana orang-orang dapat berkumpul dan berbagi cerita,
keluarga memiliki peranan yang sangat kuat dalam masyarakat, khususnya
masyarakat Indonesia sendiri. Kenapa saya ingin membahasnya? jawaban yang
paling tepat adalah karena sebagian besar warga Indonesia memiliki jiwa sosial
dan gotong-royong yang kuat. Sebagai salah satu contohnya dalam merayakan hari
raya Idul Fitri dimana orang-orang/para tetangga saling bermaaf-maafan dengan
keliling kampung tanpa adanya perbedaan kasta. Tetapi mengapa di negara kita
ini masih banyak diskriminasi dan perselisihan antar suku, agama, dll, walaupun
negara kita disebut sebagai negara yang bermatabat tinggi dan memiliki etika
yang kuat? Karena masih adanya oknum-oknum yang menuntut kebebasan dan rasa
ketidakpuasaan terhadap keadaan negara kita ini, meskipun kita negara besar
tetapi kita memiliki tingkat kemiskinan penduduk yang tinggi sehingga dapat
menimbulkan perpecahan suku dan pertikaian yang terjadi, ada juga yang ingin
merusak persaudaraan di negeri tercinta ini, Jadi dengan kelurgalah kita dapat
merasakan gotong-royong dan kebersamaan yang kuat sehingga membentuk rasa
nasionalisme yang tinggi terhadap negara kita.
- Keluarga secara lahiriah dan batiniah.
Yang dimaksud keluarga secara lahiriah dan batiniah adalah kelurga yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak, mereka dsebut keluarga kecil dalam kehidupan rumah
tangga, biasanya seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga sedangkan
ibu yang mengurusi anak-anaknya dari semenjak kecil sampai lanjut remaja.
Di dalam keluarga ini anak memiliki peranan sebagai penerus
keluarga. seorang anak yang memiliki masa depan, dia harus melalui dunia
pendidikan dimulai dari tingkat sekolah dasar sampai Sekolah menengah atas, dan
bisa saja sampai Tingkat perguruan tinggi.
Setiap orang tua memiliki harapan pada anak-anaknya agar menjadi orang yang
sukses dan bermanfaat positif bagi masyarakat dan negara.
- Orang tua menjadi tolak ukur
keberhasilan anak
Bisa diambil contoh, jika orang tuanya berhasil mendidik anaknya dengan baik
otomatis si anak akan menjadi orang yang sukses, jika gagal maka si anak akan
gagal pula sebagai penerus keluarga yang berhasil. Ada pepatah yang mengatakan
buah akan jatuh tidah jauh dari pohonnya, hal ini dapat diartikan sifat seorang
anak tidak jauh dari kedua orang tuanya (dari segi keturunan).
Hal ini dapat dirubah dengan orang tuannya harus mendidik anaknya
untuk menghindari sifat buruk orang tuanya dan si anak menjadi anak yang
memiliki kepribadaian yang kuat dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Ada berbagai cara mendidik anak salah satunya dengan cara yang otoriter, Jadi
setiap kemauan orang tuanya harus dituruti oleh si anak, serasa tidak adil dan
keras. Tetapi kebanyakan dari mereka menjadi depresi dan memilih untuk tinggal
dengan dunia pergaulan bebas akibat keegoiaan orang tuannya. tidak jarang pula
lari ke narkoba dan free sex. Jadi dapat disimpulkan setiap orang tua memiliki
cara berbeda dalam mendidik anak-anaknya menjadi orang yang sukses.
- Happy family dalam masyarakat
Setiap orang memiliki
suatu tujuan dalam berkeluarga. Mereka menginginkan keluarga yang bahagia
khususnya masyarakat. Dalam hal ini keluarga bahagia bukanlah diukur dari
materi/uang dengan harta yang berlimpah akan tetapi keluarga yang memiliki rasa
kasih sayang terhadap seluruh lapisan anggota kelurga khususnya dari seorang
ibu.
Sedangkan fungsi keluarga dalam masyarakat secara khusus antara lain:
- Menjaga keharmonisan
antar sesama.
- Membuat stabilitas terhadap seluruh aspek kegiatan masyarakat.
- Menciptakan suasana kebersamaan yang kuat
- Membantu sesama bagi yang memiliki kesulitan
- Mengatur perekonomian dalam masyarakat.
- memecahkan masalah secara bersama-sama.
III. Urbanisasi yang Terjadi di Indonesia
Di Indonesia, gejala urbanisasi mulai tampak menonjol sejak
tahun 1970-an, di saat pembangunan sedang digalakkan, ter-utama di kota-kota
besar. Beberapa faktor disinyalir menjadi pendorong meningkatnya arus
urbanisasi, di antaranya:
(1) perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas antara
desa dengan kota dalam berbagai aspek kehidupan (Saefullah, 1994:35)
(2) semakin meluas dan membaiknya sarana dan prasarana
transportasi
(3) pertumbuhan industri di kota-kota besar yang banyak membuka
peluang kerja
(4) pembangunan pertanian, khususnya melalui paket program
revolusi hijau (Hugo, 1975). Tetapi pada umumnya faktor ekonomi dianggap
sebagai faktor utama menjadi pendorong arus urbanisasi.
Berkaitan dengan faktor pembangun-an pertanian di atas, beberapa
ahli melihat bahwa selama ini usaha pembangunan pede-saan yang diharapkan mampu
membendung arus urbanisasi umumnya tidak terlalu ber-hasil dalam banyak hal,
bahkan justru me-macu arus urbanisasi menjadi semakin besar. Beberapa peneliti seperti
Collier (1974), Mantra (1980), dan White (1989) menemukan modernisasi pertanian
di pede-saan Jawa ternyata merangsang gerak pen-duduk ke luar desa, terutama
pada petani gurem dan buruh tani. Hal ini disebabkan pembangunan pertanian
dengan teknologi yang lebih modern justru telah mening-katkan jumlah buruh tani
yang tidak ber-tanah, sehingga mendorong terjadinya po-larisasi sosial. Collier
(1974:12-30) berdalih revolusi hijau hanya membuka kesempatan yang lebih luas
kepada petani yang berlahan luas dalam menerima teknologi, sehingga mereka
sebagai kelas komersial menga-baikan loyalitasnya kepada petani miskin. Lambat
laun masyarakat desa menjadi semakin terpolarisasi (Amaluddin, 1987:30).
Akibat yang muncul kemudian dengan terjadinya polarisasi tersebut
adalah banyak masyarakat pedesaan, baik dengan sukarela maupun terpaksa,
keluar dari desa tempat kelahirannya dan pergi mengadu nasib mencari pekerjaan
di kota karena semakin sempitnya lapangan kerja yang tersedia di desa. Beberapa
peneliti seperti Mantra (1980) dan McGee (1982) menyatakan mobilitas penduduk
merupakan salah satu strategi yang penting bagi rumah tangga pedesaan untuk
mendapatkan dan menaikan penghasilan mereka. Hugo (1986) menyatakan motif
migrasi, khususnya migrasi sirkuler dan migrasi pulang-balik adalah untuk
meningkatkan pendapatan keluarga yang menetap di desa. Gejala ini menonjol
terutama desa yang kurang maju atau desa di mana kesempatan kerja yang ada
sangat terbatas. Dikatakan Effendi (1985) bahwa mobilitas penduduk berfungsi sebagai
salah satu sarana penduduk desa untuk ikut menikmati buah pembangunan.
Urbanisasi sebagai gejala sosial, ekonomi, dan budaya ternyata
menyajikan cerita yang menarik tidak saja menyangkut kota besar di mana para
migran berdatang-an, namun juga menyangkut desa asal migran. Hal ini disebabkan
oleh sikap kaum migran yang secara kultural masih tetap sebagai orang desa,
walaupun mereka telah puluhan tahun hidup di kota. Anggapan dan sikap bahwa
mereka hidup di kotakota, pada umumnya masih mengadakan hubungan, bahkan
mengirimkan sebagian penghasilannya ke desa. Namun bila disi-mak lebih
mendalam, keberadaan urbanisasi ternyata tidak selalu membawa akibat yang
menguntungkan bagi warga pedesaan. hanya sementara waktu, tidak hanya
ditunjukkan dalam hal kualitas tersebut, melainkan mereka juga membangun
ekonomi desanya. Saefullah (1994) berdasarkan penelitian di Jawa Barat,
menunjukkan kenyataan urbanisasi mempunyai andil yang cukup besar terhadap
proses pembangunan baik di daerah asal maupun daerah tujuan. Orang-orang desa
yang telah “berhasil” hidupnya di
Penelitian atau studi urbanisasi telah banyak dilakukan, yang
umumnya lebih me-nyoroti pola adaptasi yang dilakukan para pendatang setibanya
mereka di perkotaan; dan juga besarnya arus urbanisasi sebagai akibat kesenjangan
kondisi sosial ekonomi yang cukup menonjol antara daerah pedesa-an dengan
perkotaan. Kesenjangan yang ter-jadi antara daerah pedesaan dan perkotaan pada
gilirannya mendorong penduduk pedesaan untuk mencari alternatif lain guna
meningkatkan penghasilan atau menikmati fasilitas yang ada di daerah perkotaan.
IV. Contoh Urbanisasi
a) Contoh Urbanisasi
yang Gagal
Seperti telah disebutkan bahwa urbanisasi yang
tak merata meyebabkan banyak permasalahan di kota-kota besar. dari banyaknya
permasalahan secara garis besar terdapat dua permasalahan umum, yaitu masalah
sosial, dan permasalahan lingkungan. Dua permasalahan ini berkembang menjadi
permasalahan-permasalahan lain yang lebih beragam, contohnya, dalam masalah
sosial terdapat beberapa masalah semisal, kemiskinan, kriminalitas,
disintegrasi sosial akibat perbedaan kultur dan agama, tingginya angka KDRT,
dan lain sebagainya. Sedangkan dalam permasalahan lingkungan dapat diambil
contoh, banyaknya pemukiman liar, lautan sampah, banjir, kemacetan lalu lintas,
tingginya polusi udara, hingga permasalahan kesehatan.
a) Contoh Urbanisasi
yang Berhasil
Pandangan yang positif terhadap urbanisasi, melihat urbanisasi
sebagai usaha pembangunan yang menyeluruh, tidak terbatas dalam pagar
administrasi kota. Selain itu kota dianggap sebagai “agen modernisasi dan
perubahan”. Mereka melihat kota sebagai suatu tempat pemusatan modal, keahlian,
daya kreasi dan segala macam fasilitas yang mutlak diperlukan bagi pembangunan.
Tanggapan lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana
pertumbuhan dan keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di
dunia lainnya bisa tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi
Kelompok tertentu berpendapat bahwa proses urbanisasi hanyalah suatu fenomena
temporer yang tidak menghambat pembangunan. Dan menekankan bahwa kota merupakan
suatu “leading sector” dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. Urbanisasi
merupakan variable independen yang memajukan pembangunan ekonomi. Contoh
lainnya:
- Mengurangi jumlah pengangguran di desa
- Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
- Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
- Perekonomian di kota semakin berkembang
- Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
2) Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itub untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
3) Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Keluarga juga merupakan suatu komunitas kecil sebelum menjadi masyarakat. Mereka dapat berkembang atau menghasilkan keturunan secara terus-menerus sehingga membentuk keluarga besar. Di Indonesia dikenal dengan penduduk yang ramah tamah dan memiliki sikap kekeluargaan yang kuat, gotong royong serta kepedulian terhadap sesama bangsa Indonesiadari Sabang sampai Merauke, dalam arti khusus keluarga dapat diartikan untuk membantu satu sama lainnya, tidak memiliki sikap ego, pelit, dan sombong, berarti keluarga bukan hanya diartikan sebagai satu perkumpulan kecil anggota masyarakat tetapi dapat diartikan sebagai sikap toleransi dan menjunjung tinggi kebersamaan yang kuat.
Dalam suatu wadah kecil dimana orang-orang dapat berkumpul dan berbagi cerita, keluarga memiliki peranan yang sangat kuat dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia sendiri. Kenapa saya ingin membahasnya? jawaban yang paling tepat adalah karena sebagian besar warga Indonesia memiliki jiwa sosial dan gotong-royong yang kuat. Sebagai salah satu contohnya dalam merayakan hari raya Idul Fitri dimana orang-orang/para tetangga saling bermaaf-maafan dengan keliling kampung tanpa adanya perbedaan kasta. Tetapi mengapa di negara kita ini masih banyak diskriminasi dan perselisihan antar suku, agama, dll, walaupun negara kita disebut sebagai negara yang bermatabat tinggi dan memiliki etika yang kuat? Karena masih adanya oknum-oknum yang menuntut kebebasan dan rasa ketidakpuasaan terhadap keadaan negara kita ini, meskipun kita negara besar tetapi kita memiliki tingkat kemiskinan penduduk yang tinggi sehingga dapat menimbulkan perpecahan suku dan pertikaian yang terjadi, ada juga yang ingin merusak persaudaraan di negeri tercinta ini, Jadi dengan kelurgalah kita dapat merasakan gotong-royong dan kebersamaan yang kuat sehingga membentuk rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara kita.
Yang dimaksud keluarga secara lahiriah dan batiniah adalah kelurga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, mereka dsebut keluarga kecil dalam kehidupan rumah tangga, biasanya seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga sedangkan ibu yang mengurusi anak-anaknya dari semenjak kecil sampai lanjut remaja.
Setiap orang tua memiliki harapan pada anak-anaknya agar menjadi orang yang sukses dan bermanfaat positif bagi masyarakat dan negara.
Bisa diambil contoh, jika orang tuanya berhasil mendidik anaknya dengan baik otomatis si anak akan menjadi orang yang sukses, jika gagal maka si anak akan gagal pula sebagai penerus keluarga yang berhasil. Ada pepatah yang mengatakan buah akan jatuh tidah jauh dari pohonnya, hal ini dapat diartikan sifat seorang anak tidak jauh dari kedua orang tuanya (dari segi keturunan).
Setiap orang memiliki suatu tujuan dalam berkeluarga. Mereka menginginkan keluarga yang bahagia khususnya masyarakat. Dalam hal ini keluarga bahagia bukanlah diukur dari materi/uang dengan harta yang berlimpah akan tetapi keluarga yang memiliki rasa kasih sayang terhadap seluruh lapisan anggota kelurga khususnya dari seorang ibu.
- Menjaga keharmonisan antar sesama.
- Membuat stabilitas terhadap seluruh aspek kegiatan masyarakat.
- Menciptakan suasana kebersamaan yang kuat
- Membantu sesama bagi yang memiliki kesulitan
- Mengatur perekonomian dalam masyarakat.
- memecahkan masalah secara bersama-sama.
Tanggapan lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana pertumbuhan dan keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di dunia lainnya bisa tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi
Kelompok tertentu berpendapat bahwa proses urbanisasi hanyalah suatu fenomena temporer yang tidak menghambat pembangunan. Dan menekankan bahwa kota merupakan suatu “leading sector” dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. Urbanisasi merupakan variable independen yang memajukan pembangunan ekonomi. Contoh lainnya:
- Mengurangi jumlah pengangguran di desa
- Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
- Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
- Perekonomian di kota semakin berkembang
- Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota